Bismillah...
Malam Senin pekan kedua dibulan Juni 2019. Mungkin akan menjadi pekan pertama dalam hidupku untuk memilih jalan takdir hidupku dalam rumah tangga.. Inilah kesempatan terakhirku..
Setelah aku berjuang sebulan lebih dalam ketidakpastian perasaan pasanganku, berjuang bertahan mendapatkan sikap dari seluruh keluarga intiku, akhirnya aku berada di ujung jalan ketidakpastianku. Sebuah kesempatan terakhir untuk aku memilih bertahan dalam rumah tangga tanpa perasaan, tanpa restu dan ada cacat atau memilih pergi dan mulai berjuang mendapatkan kepercayaan keluarga lagi dimulai dengan hidup mandiri?
Naik turun perasaanku, perang batin antara logika dan hatiku, perang antara realita dan mimpiku, semua aku tumpahkan dalam doa dan tangis dalam sujudku. Aku harus pilih mana ya Allah?
Bismillah.. Setelah menimbang, berfikir, berbicara dengan hatiku, berdoa, melihat keadaan, hingga mendapat kejadian2 yang menuju 1 jawaban.. Maafkan aku, aku memilih mundur dan bertepi dari kapal laut pernikahan dengan dirimu. Dan mulai besok, hari Senin, aku akan melakukan apa yang harus aku lakukan agar engkau tidak terlalu kerepotan.
Setelah engkau pulang ke rumah, yang kita bicarakan adalah teknis kepulangan aku nanti, kebutuhan "anak kita", atau jika engkau ingin sedekah bisa untuk "anak saya" juga. Kapan mulai urus surat pindah ktp dan sebagainya. Kita tidak akan membahas kenapa engkau mengeluarkan saya dari grup atau bagaimana perasaan engkau ke saya lagi. Tidak.. Sebab semua sudah berubah, termasuk perasaanku padamu berubah sejak malam lebaran kemarin.
Maafkan saya jika harus mengurus ini semua tanpa menunggu engkau pulang, karena keluarga saya meminta saya untuk membuktikan perubahan sikap saya dan ucapan saya kepada mereka. Karena inilah kesempatan terakhir yang mereka berikan kepada saya.
Terimakasih sudah menjadi bagian warna warni hidup saya meski tidak lama... I love you but i have let you go..